Karakteristik Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi mempunyai beberapa karakteristik seperti memantul, difraksi, membias dan lain sebagainya. Gelombang bunyi memiliki beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut : Gelombang bunyi menghasilkan frekuensi tertentu hingga bergetar di gendang telingan ; Gelombang bunyi bergetar dan berdesakan ke berbagai arah. Semakin jauh jarak perambatannya, maka gelombang akan mengecil karena tekanan yang merenggang ; Geombang bunyi merambat melalui medium apapun di sekitarnya tetapi tidak merambat pada ruang hampa seperti luar angkasa, karena udara adalah medium utama perambatan bunyi ; Dengan hitungan cepat, getaran di gendang telinga akan merambat hingga ke saraf menuju otak, dan nantinya bagian dalam otak akan menerjemahkan bunyi berdasarkan memori yang tersimpan, atau menyimpannya sebagai memori yang baru.
Optika
Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis. Kata optik berasal dari bahasa Latin ὀπτική, yang berarti tampilan. Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah dan ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada sorotan partikel muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam praktiknya, kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell. Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi(iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika. Batas-batas antara bidang ini dan "optik" sering tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri. Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia nyata, bidang ilmu optika dan rekayasa optik cenderung sangat lintas disiplin. Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-lain. Selain itu, penjelasan yang paling lengkap tentang perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian gejala optis serta mengabaikan perilaku yang tidak relevan dan / atau tidak terdeteksi pada suatu sistem. Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108 meter/detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectricatau nonconducting) gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah karakteristik dari bahan dan kurang dari besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahayadi medium adalah indeks bias n bahan sebagai berikut: n = c⁄v. berikut pembahasan soal-soal dari materi terkait di atas disertai SNMPTN :
GELOMBANG BUNYI
Efek Doppler
Chapter : [01] ; [02] ; [03] ; [04]
Chapter : [05] ; [06] ; [07]
Taraf Intensitas Bunyi
Chapter : [08] ; [09] ; [10] ; [11] ; [12] ; [13]
Dawai dan Pipa Organa
Chapter : [14] ; [15] ; [16] ; [17]
Chapter : [18] ; [19] ; [20] ; [21]
Chapter : [22] ; [23] ; [24] ; [25]
SNMPTN
Chapter : [01] ; [02] ; [03] ; [04] ; [05] ; [06]
Chapter : [07] ; [08] ; [09] ; [10] ; [11] ; [12]
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Chapter : [01] ; [02] ; [03] ; [04] ; [05]
OPTIK
Pemantulan dan Pembiasan
Chapter : [01] ; [02] ; [03] ; [04] ; [05] ; [06]
Chapter : [07] ; [08] ; [09] ; [10] ; [11]
Alat Optik dan Optika Fisis
Chapter : [12] ; [13] ; [14] ; [15] ; [16]
Chapter : [17] ; [18] ; [19] ; [20] ; [21]
SNMPTN
Pemantulan : [01] ; [02]
Pembiasan
Chapter : [03] ; [04] ; [05] ; [06] ; [07]
Chapter : [08] ; [09] ; [10] ; [11]
Alat Optik : [12] ; [13] ; [14]
Optika Fisis : [15] ; [16] ; [17] ; [18] ; [19]
Selamat belajar, semoga mendapatkan banyak manfaat dalam belajar untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Gelombang bunyi mempunyai beberapa karakteristik seperti memantul, difraksi, membias dan lain sebagainya. Gelombang bunyi memiliki beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut : Gelombang bunyi menghasilkan frekuensi tertentu hingga bergetar di gendang telingan ; Gelombang bunyi bergetar dan berdesakan ke berbagai arah. Semakin jauh jarak perambatannya, maka gelombang akan mengecil karena tekanan yang merenggang ; Geombang bunyi merambat melalui medium apapun di sekitarnya tetapi tidak merambat pada ruang hampa seperti luar angkasa, karena udara adalah medium utama perambatan bunyi ; Dengan hitungan cepat, getaran di gendang telinga akan merambat hingga ke saraf menuju otak, dan nantinya bagian dalam otak akan menerjemahkan bunyi berdasarkan memori yang tersimpan, atau menyimpannya sebagai memori yang baru.
Optika
Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis. Kata optik berasal dari bahasa Latin ὀπτική, yang berarti tampilan. Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah dan ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada sorotan partikel muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam praktiknya, kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell. Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi(iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika. Batas-batas antara bidang ini dan "optik" sering tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri. Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia nyata, bidang ilmu optika dan rekayasa optik cenderung sangat lintas disiplin. Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-lain. Selain itu, penjelasan yang paling lengkap tentang perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian gejala optis serta mengabaikan perilaku yang tidak relevan dan / atau tidak terdeteksi pada suatu sistem. Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108 meter/detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectricatau nonconducting) gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah karakteristik dari bahan dan kurang dari besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahayadi medium adalah indeks bias n bahan sebagai berikut: n = c⁄v. berikut pembahasan soal-soal dari materi terkait di atas disertai SNMPTN :
GELOMBANG BUNYI
Efek Doppler
Chapter : [01] ; [02] ; [03] ; [04]
Chapter : [05] ; [06] ; [07]
Taraf Intensitas Bunyi
Chapter : [08] ; [09] ; [10] ; [11] ; [12] ; [13]
Dawai dan Pipa Organa
Chapter : [14] ; [15] ; [16] ; [17]
Chapter : [18] ; [19] ; [20] ; [21]
Chapter : [22] ; [23] ; [24] ; [25]
SNMPTN
Chapter : [01] ; [02] ; [03] ; [04] ; [05] ; [06]
Chapter : [07] ; [08] ; [09] ; [10] ; [11] ; [12]
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Chapter : [01] ; [02] ; [03] ; [04] ; [05]
OPTIK
Pemantulan dan Pembiasan
Chapter : [01] ; [02] ; [03] ; [04] ; [05] ; [06]
Chapter : [07] ; [08] ; [09] ; [10] ; [11]
Alat Optik dan Optika Fisis
Chapter : [12] ; [13] ; [14] ; [15] ; [16]
Chapter : [17] ; [18] ; [19] ; [20] ; [21]
SNMPTN
Pemantulan : [01] ; [02]
Pembiasan
Chapter : [03] ; [04] ; [05] ; [06] ; [07]
Chapter : [08] ; [09] ; [10] ; [11]
Alat Optik : [12] ; [13] ; [14]
Optika Fisis : [15] ; [16] ; [17] ; [18] ; [19]
Selamat belajar, semoga mendapatkan banyak manfaat dalam belajar untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Baca juga :
- Chapter Mekanika
- Chapter Getaran-Gelombang-Optik
- Chapter Suhu dan Kalor
- Chapter Listrik dan Magnet
- Chapter Fisika Moderen
- Chapter Kinematika SNMPTN
- Chapter Dinamika Gerak SNMPTN
- Chapter Gelombang dan Optik SNMPTN
- Chapter Usaha dan Energi SNMPTN
- Chapter Listrik SNMPTN
- Chapter Magnet SNMPTN
- Chapter Fisika Mderen SNMPTN Chapter Getaran, Gelombang dan Optik SNMPTN
- Chapter Getaran, Gelombang dan Optik SNMPTN
- Chapter Mekanika SNMPTN
- Chapter Suhu dan Kalor SNMPTN
No comments:
Post a Comment